Makalah
Farmakologi
Menjelaskan
Mengenai Penyakit Simptomatis
Kelompok
4 :
1. Neni
Alimah (15)
2. Refi Fianti (20)
3. Selvi
Zahrani (23)
4. Sisi
Nurul Kurniasih (26)
5. Zahrotun
Naimah (29)
XI
Farmasi 1
SMK
Negeri 1 Purwokerto
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul Farmakologi
mengenai penyakit simptomatis. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan
baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru farmakologi yaitu Ibu Dwi Astuti yang telah membantu kami dalam memahami materi ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru farmakologi yaitu Ibu Dwi Astuti yang telah membantu kami dalam memahami materi ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya
ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Karena makalah kami memiliki
kelebihan dan kekurangan, maka kamipun membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ....................................................................................................
Daftar
Isi ..............................................................................................................
Bab
I Pendahuluan ...............................................................................................
Bab
II Pembahasan ..............................................................................................
Bab
III Penutup ...................................................................................................
BAB
I Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Penyakit
simptomatis adalah suaru penyakit yang belum diketahui penyebabnya. Dan
pengobatannyapun hanya bertujuan untuk mengurangi gejalanya saja. Beberapa
contoh penyakit simptomatis yang sering kita jumpai antara lain : batuk, nyeri,
demam, diare, konstipasi.
Oleh
sebab itu Ibu Dwi Astuti, S.Farm Apt selaku Ibu pembimbing
pada mata pelajaran Farmakologi di SMKN
1 PURWOKERTO memberikan tugas pada
siswanya khususnya penulis yang mendapat tugas membuat makalah Farmakologi
tentang penyakit simptomatis.
B.
Tujuan
- Memahami klasifikasi penyakit
yang bersifat simptomatis
-
Memahami
ciri-ciri penyakit yang bersifat simptomatis
-
Memahami
penanganan penyakit simptomatis secara umum
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana penyakit bisa disebut
penyakit simptomatis?
2.
Bagaimana terapi farmakologi dan non farmakologi pada penyakit simptomatis?
BAB
II PEMBAHASAN
Penyakit adalah suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh siapapun,
karena disamping memberikan perasaan yang tidak menyenangkan, penyakit juga
sangat menurunkan atau meniadakan aktifitas normal manusia dalam kehidupannya.
Pemahaman yang tepat mengenai jenis penyakit akan turut menentukan pengobatan
yang tepat.
Beberapa pengertian penyakit yang dikemukakan oleh para ahli
adalah sebagai berikut :
·
Penyakit
adalah suatu keadaan penyimpangan keadaan tubuh yang normal, atau suatu ketidak
harmonisan keadaan jiwa (Beate Jacob)
·
Penyakit
adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh
sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal (Thomas Thimmreck)
·
Penyakit
adalah kehadiran seperangkat respon tubuh yang abnormal terhadap agen, dimana
manusia mempunyai sedikit toleransi atau tidak sama sekali (Elizabeth J Crown)
Penyakit simptomatis merupakan
penyakit yang merupakan suatu gejala yang belum dapat ditentukan secara pasti
penyebabnya (kausalitas). Pada umumnya keadaan ini tidak spesifik dan dapat
saja hanyalah penyerta dari suatu penyakit lain. Pengobatan bertujuan hanya
untuk mengurangi gejala (simptom) yang terjadi.
Penyakit-penyakit yang tergolong
bersifat simptomatis, antara lain :
1. Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang
pernah mengalaminya. Menurut International Association for Study of Pain (IASP),
nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan.
Nyeri berdasarkan durasi atau
lamanya terbagi atas: akut dan kronis (survival function) dengan cara
mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap
jaringan yang rusak hingga sembuh.
Obat-obatan pereda nyeri bertujuan antara lain :
1.
Mengurangi
intensitas dan durasi keluhan nyeri
2.
Menurunkan
kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten
(menetap)
3.
Mengurangi
penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
4.
Meminimalkan
reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
5. Meningkatkan kualitas hidup
pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas
sehari-hari
Pengobatan nyeri harus dimulai
dari obat-obat penghilang nyeri (analgetik) yang aktifitasnya paling rendah,
sampai ke yang paling kuat. Step Ladder dari WHO adalah pedoman mengenai
tingkatan penggunaan analgetik mulai dari tingkat 1 (ringan) sampai tingkat 3
(kuat).
Beberapa
jenis golongan analgetik yang dapat digunakan pada keadaan nyeri :
-
Paracetamol
-
Acetosal (aspirin)
-
Asam mefenamat
-
Natrium diklofenak
-
Methampyron
(antalgin)
-
Ibuprofen
-
Ketorolac
-
Celecoxib
-
Analgesik sentral (tramadol)
-
Analgesik
opiate (codein, morfin)
2. Demam
Demam adalah peninggian suhu
tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan
titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello & Gelfand, 2005). Suhu tubuh
normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Bila diukur pada rektal >38°C (100,4°F),
diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F).
Menurut NAPN (National
Association of Pediatrics Nurse) demam pada bayi adalah bila bayi berumur
kurang dari 3 bulan suhu rektal melebihi 38°C. Pada anak umur lebih dari 3
bulan suhu aksila dan oral lebih dari 38,3° C.
Demam akibat infeksi bisa
disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit.
-
Infeksi
bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia,
bronkitis, dll.
-
Infeksi
virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral pneumonia,
influenza, demam berdarah dengue, dll.
-
Infeksi
jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides imitis,
criptococcosis, dan lain-lain.
-
Infeksi
parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria,
toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Demam akibat faktor non infeksi
dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan, penyakit
autoimun, keganasan, dan pemakaian obat-obatan.
Hal lain yang juga berperan
sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem saraf pusat
seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, efek
samping dari pemberian imunisasi selama ±1-10 hari, atau gangguan lainnya.
Terapi non-farmakologi dari penatalaksanaan demam adalah:
1. Pemberian cairan dalam jumlah
banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat yang cukup.
2.
Tidak
memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat menggigil. Kita
lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan.
3. Memberikan kompres hangat pada
penderita. Pemberian kompres hangat efektif terutama setelah pemberian obat.
Jangan berikan kompres dingin karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan
meningkatkan kembali suhu inti.
Terapi farmakologi dalam pengobatan demam adalah obat-obatan yang dipakai dalam
mengatasi demam (antipiretik) adalah parasetamol (asetaminofen) dan ibuprofen,
tentu saja dengan dosis yang disesuaikan untuk demam pada penderita bayi, anak
dan dewasa.
3. Diare
(mencret)
Diare adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih)
dalam satu hari.
Jenis-jenis diare
antara lain :
- Diare akut, disebabkan oleh
infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau penyakit lain. Gejala
diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan lemas kadang demam dan
muntah, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
-
Diare
kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu lama,
berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Diare yang berat bisa menyebabkan
dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Dehidrasi adalah suatu keadaan dimana
tubuh kekurangan cairan tubuh yang dapat berakibat kematian, terutama pada
anak/bayi jika tidak segera diatasi. Bila penderita diare banyak sekali
kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama pada
bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun.Diare yang terus-menerus mungkin
merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, cholera atau kanker usus.
Menurut WHO 4 hal utama yang
efektif dalam menangani anak-anak yang menderita diare akut, yaitu penggantian
cairan (rehidrasi), dianjurkan pemberian makanan terutama ASI tidak menggunakan
obat antidiare selama diare.
4.
Konstipasi
(sembelit)
Adalah kelainan pada sistem
pencernaan di
mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan tinja
yang
berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan
kesakitan yang hebat pada penderitanya. Obstipasi
( Konstipasi yang cukup hebat )
yang cukup parah dapat menyebabkan kanker
usus.
Kata “konstipasi” atau constipation
berasal dari bahasa Latin constipare yang artinya “bergerombol
bersama”. Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara
sempurna yang tercermin dari berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya,
tinja lebih keras, lebih besar dan nyeri dibandingkan sebelumnya serta pada
perabaan perut teraba massa tinja (skibala)
Faktor-faktor
penyebab konstipasi antara lain:
1. Penyakit pada saluran cerna;
sindrom iritasi usus, penyakit saluran cerna atas, penyakit pada anal dan rektum, wasir, tumor, hernia,
volvulus usus, sifilis, TB, infeksi cacing, limphogranuloma.
2.
Gangguan
metabolik dan endokrin; diabetes melitus dengan neuropati, hipotiroidisme,
pheokromositoma, hiperkalsemia.
3.
Kehamilan;
Penekanan motilitas usus, peningkatan penyerapan cairan dari usus besar,
penurunan aktivitas fisik, perubahan diet, kurangnya asupan cairan, diet rendah
serat, penggunaan garam besi.
4.
Neurogenik;
penyakit sistem syaraf pusat, trauma otak, cedera spinal kordata, tumor sistem
syaraf pusat, kecelakaan cerebrovaskular, penyakit parkinson’s
5.
Psikogenik;
Psikogenik untuk mengabaikan/menunda dorongan untuk buang air besar, penyakit
psikiatrik.
6.
Penggunaan
obat-obatan tertentu
Terapi Non Farmakologis
a. Diet Tinggi Serat
Dengan melakukan modifikasi diet
untuk meningkatkan jumlah serat yang dikonsumsi. Serat yang merupakan bagian
dari sayuran yang tak dicerna dalama usus akan meningkatkan curah feses,
meretensi cairan tinja, dan meningkatkan transit tinja dalam usus. Terapi ini
maka frekuensi buang air besar meningkat dan menurunnya tekanan pada kolon dan
rektum. Pasien dianjurkan mengkonsumsi 10 gram serat kasar perharinya. Serat
terdapat pada Buah, sayur dan sereal,dan terdapat pada produk obat yang
merupakan agen pembentuk serat masal seperti
koloid psylium hidrofilik, metilselulosa atau polikarbofil
yang dapat menghasilkan efek sama dengan bahan makanan tinggi serat yang
tersedia dalam sediaan tablet, serbuk atau kapsul.
Terapi farmakologi
Obat
yang dapat digunakan dalam terapi farmakologis konstipasi adalah:
1.
Emolien,
adalah agen surfaktan dari dokusat dan garamnya yang bekerja dengan
memfasilitasi pencampuran bahan berair dan lemak dalam usus halus
2.
Laktulosa
dan sorbitol.
3.
Derivat
Difenilmetana. Turunan difenilmetana yang utama adalah bisakodil dan
fenoftalein
4.
Derivat
Antrakuinon. Termasuk dalam derivat antrakuinon adalah sagrada cascara, sennosides,
dan casathrol
5.
Katartik
Saline. Katartik saline terdiri dari ion-ion yang sulit diserap
seperti magnesium, sulfat, sitrat, dan fosfat yang bekerja dengan menghasilkan
efek osmotik dalam mempertahankan cairan dalam saluran cerna.
6.
Minyak
Jarak.
7. Gliserin. Gliserin biasanya
diberikan dalam bentuk suppositoria 3 gram yang akan memberikan efek osmotik
pada rektum. Gliserin dianggap sebagai pencahar yang aman meski mungkin juga
mengakibatkan iritasi rektum.
5.
Batuk
Batuk biasanya merupakan gejala
infeksi saluran pernapasan atas (misalnya batuk-pilek, flu) dimana sekresi
hidung dan dahak merangsang saluran pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk
menjaga jalan pernapasan tetap bersih.
Dua jenis batuk yaitu :
1.
Batuk
berdahak (produktif ) adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari
batang tenggorokan.
2. Batuk kering (non produktif )
adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.
Gejala-gejala
·
Pengeluaran
udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin disertai dengan
pengeluaran dahak
·
Tenggorokan
sakit dan gatal
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi batuk :
1.
Minum
banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan tenggorokan,
jangan minum soda atau kopi.
2.
Hentikan
kebiasaan merokok
3.
Hindari
makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau berminyak) dan udara
malam.
4.
Madu
dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi
tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan kering atau
pedih.
5.
Hirup
uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi hidung yang
kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan sesendok teh
balsam/minyak atsiri untuk membuka sumbatan saluran pernapasan.
6.
Minum
obat batuk yang sesuai
7.
Bila
batuk lebih dari 3 hari belum sembuh segera ke dokter
8. Pada bayi dan balita bila batuk
disertai napas cepat atau sesak harus segera dibawa ke dokter atau pelayanan
kesehatan.
Obat
batuk yang dapat digunakan :
·
Ekspektoransia
(pengencer dahak) , antara lain : Gliseril guaiakolat (GG),Bromheksin, Obat
Batuk Hitam (OBH)
·
Antitusif
(penekan batuk) antara lain : Dekstrometorfan,Diphenhidramin HCL
6.
Muntah
Mual adalah perasaan tidak enak
di dalam perut yang sering berakhir dengan muntah yang disebabkan oleh
pengaktifan pusat muntah di otak dan juga karena makan atau menelan zat
iritatif atau zat beracun atau makanan yang sudah rusak, selain itu muntah juga
dapat disebabkan oleh obat anti kanker dan pereda nyeri golongan opiat seperti
morfin. Penyebab yang lain yaitu Penyumbatan mekanis pada usus karena makanan
dan cairan berbalik arah dari sumbatan tersebut. Iritasi atau peradangan
lambung, usus atau kandung empedu, juga dapat menyebabkan muntah.
Mual
dan muntah juga dapat disebabkan karena masalah psikis (muntah psikogenik). Ada
muntah yang disengaja, yaitu pada penderita bulimia untuk menurunkan berat
badannya. Selain itu muntah psikogenik juga dapat terjadi karena ancaman atau
situasi yang tidak disukai yang menyebabkan kecemasan.
Pengobatan muntah dapat dilakukan dengan obat-obat anti emetika
seperti :
1.
Domperidon
2.
Metoklopramid
3. Klorpromazin HCl
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit
simptomatis merupakan penyakit yang merupakan suatu gejala yang belum dapat
ditentukan secara pasti penyebabnya (kausalitas). Contohnya seperti demam,
batuk, nyeri, diare, konstipasi.
Free Spins No Deposit UK for 2021 – Top Bonuses
BalasHapusGet Free 온라인 바카라 사이트 Spins No Deposit UK! 크롬 사이트 번역 New Players Only. Free spins 썬 시티 are required on this page, but no deposit needed at all. We will 블랙 잭 만화 show 배팅사이트 you the latest no deposit bonuses and