LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
KUALITATIF dan SEMI KUANTITATIF terhadap URIN
KELOMPOK 3

Anggota : Neni Alimah (15)
Noni Indah Mistania (16)
Rafi Oktiani (17)
Ramadi Annisa F. (18)
Resti Selasih Tri M. (19)
Refi Fianti (20)
Rizkyka Imanita (21)
Sania Putri Swanni (22)
Tahun Pelajaran 2014/2015
SMK NEGERI 1 PURWOKERTO
KATA
PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb
Dengan
memanjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan hasil
laporan uji coba urin dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita inginkan,
tepat waktu, yang saat ini bisa berada di tangan pembaca yang budiman.
Sebab,
sebesar apapun keinginan dan semangat seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan, tapi tanpa pertolongan dan hidayah- Nya mustahil untuk terwujud
dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena pada khakikat
segala daya dan upaya hanya milik Allah SWT.
Adapun
tujuan kami membuat Makalah hasil laporan uji coba urin ini adalah
untuk Meneliti dan menyelesaikan tugas dengan baik. Yang berisi tentang
beberapa hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Kualitatif dan Semi Kuantitatif
terhadap Urin (Protein Urin) yang telah kita dapatkan dari sumber
yang terpercaya, yang sudah kami renofasi oleh kelompok kami, untuk mencapai
kepuasan dan tingkat keberhasilan.
Akhirnya,
kami memohon kepada Allah SWT semoga selalu melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Amin, dan memberikan manfaat dan motifasi bagi kita
semua yang mebacanya. Sekian dan terimakasih.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Purwokerto,
14 Mei 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
.............................................................................................................
1
KATA PENGANTAR
....................................................................................
2
DAFTAR
ISI
.....................................................................................................
3 - 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
........................................................................................... 5
1.2 Tujuan Penelitian
....................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Urin.............................................................................................. 7
2.2 Pandangan Awal Mengenai Warna........................................................... 8
2.3. Pemeriksaan
Urine................................................................................... 8
2.4 Kegunaan Tes
Urin...................................................................................
11
2.5 Pengertian Analisa Kualititatif................................................................. 11
2.6 Macam-macam Analisa Kualititatif......................................................... 12
2.5 Pengertian Analisa Kualititatif................................................................. 11
2.6 Macam-macam Analisa Kualititatif......................................................... 12
2.7 Pengertian Analisa
Kuantitatif………………………………………….. 14
2.8 Macam – macam Analisa
Kuantitatif………………………………….... 15
BAB III PEMBAHASAN ANALISA KUALITATIF
3.1 Analisa Kualitatif terhadap
Glukosa…………………………………… 16
3.2 Analisa Kualitatif terhadap
Protein……………………………………. 18
3.3 Analisa Kualitatif terhadap
Kolesterol………………………………… 19
3.4 Analisa Kualitatif terhadap
Aseton……………………………………. 20
BAB IV PEMBAHASAN ANALISA KUANTITATIF
4.1 Analisa Kuantitatif terhadap
Glukosa…………………………………. 22
4.2 Analisa Kuantitatif terhadap
Protein………………………………….. 23
4.3 Analisa Kuantitatif terhadap
Kolesterol………………………………. 25
4.4 Analisa Kuantitatif terhadap
Aseton…………………………………... 26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 28
5.2
Saran.........................................................................................................
28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang unik.
Dari setiap sisi dari tubuh manusia menjadi sebuah hal yang menarik untuk
dipelajari. Kita juga mengenal berbagai sistem organ yang mempunyai peran yang
sangat penting sesuai dengan peran fungsinya. Sistem organ dengan sistem kerja
masing – masing saling berinteraksi dan menjadikan satu kesatuan yang utuh.
Dari berbagai sistem, kita mengenal
sistem perkemihan dimana dari organ-nya dan fungsinya. Adapun hal yang menarik
bahwa zat yang dikeluarkan atau yang dikenal dengan nama urine dapat menjadi
sebuah penelitian akan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Disini telah disusun
berbagai hal menarik mengenai urine.
Urin atau air seni atau
air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan
homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan
cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin
Dalam praktikum uji urin,
peneliti dapat mengetahui kandungan yang ada dalam urin. Begitu pula dapat
mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin. Apabila zat
yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka kita dapat mengetahui
secara lebih cepat.
Ekskresi merupakan proses
pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh.
Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan itu antara
lain berupa urine. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya berupa urine
saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbon dioksida,serta zat
warna empedu.
Adapun alasan lain ialah karena
dengan meakukan percobaan ini kami dapat lebih memahami penyakit gangguan
ginjal, penyebab dan cara mencegahnya. Karena dengan melakukan percobaan ini
kami dapat lebih mudah mengingat dan memahami materi yang di ajarkan
dibandingkan dengan hanya membaca di buku.
1.2
Tujuan Percobaan
1.2.1
Mengetahui
zat-zat yang terkandung dalam urin.
1.2.2
Mengetahui
PH urin .
1.2.3
Mengetahui
urin bersifat basa atau asam
1.2.4
Memeriksa
kandungan glukosa, albumin, klorida, dalam urin
1.2.5
Mengenal bau
ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin
1.2.6
Membuktikan
kandungan urea dalam urin
Dengan membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui
lebih banyak akan kandungan urine, dan fungsi urine sebagai petunjuk akan
cermin kesehatan seseorang dan mampu melakukan uji coba mengenai urine.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Urin
Urin terdiri dari air dengan bahan
terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi
organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang
proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa,
diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam
urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat
menjadi sumber nitrogen yang
baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah
suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang
tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Fungsi utama
urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal
ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika
urin berasal dari ginjal dan
saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan
hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa
urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat
menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
Dari teori di atas, dapat
disimpulkan bahwa Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul
sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh.
2.2
Pandangan Awal Mengenai Warna
1.
Kuning jernih
Urin berwarna kuning jernih
merupakan pertanda bahwa tubuh Anda sehat. Urin ini tidak berbau. Hanya saja,
beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan
mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas.
2.
Kuning tua atau pekat
Warna ini disebabkan karena tubuh
mengalami kekurangan cairan. Namun bila terjadi terus, segera periksakan diri
Anda ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit liver.
3.
Kemerahan
Urin merah. Kondisi ini bisa
menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun bisa juga karena
mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
4.
Oranye
Mengindikasikan penyakit hepatitis
atau malaria. Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan untuk infeksi kandung
kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi oranye.
Selain warna, bau urin juga bisa
digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada penderita diabetes dan
busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami
infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.
2.3
Pemeriksaan Urine
Yang dimaksud dengan pemeriksaan
urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang
meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan
pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan
pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.
1.
Pemeriksaan Makroskopik
Yang diperiksa adalah volume, warna,
kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin. Pengukuran volume urin berguna untuk
menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam
urin, dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan.
Pemeriksaan Makroskopik adalah
pemeriksaan yang meliputi :
a.
Volume urin
Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan
minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata
didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang
dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka
keadaan itu disebut poliuri.
Bila volume urin selama 24 jam
300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri, keadaan ini mungkin didapat
pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun.
Anuri adalah suatu keadaan dimana
jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada
shock dan kegagalan ginjal
b.
Warna urin
Pemeriksaan terhadap warna urin
mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna
urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning
bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin
dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan. Warna normal
urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa
macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin.
c.
Berat jenis urin
Pemeriksaan berat jenis urin
bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter,
refraktometer dan reagens 'pita'
d.
Bau urin
Bau urin normal disebabkan oleh asam
organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan
seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti
pada ketonuria.
e.
pH urin
Penetapan pH diperlukan pada
gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan
dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain itu penetapan pH
pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada
infeksi oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada
infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi atnoniak akan
menyebabkan urin bersifat basa
2.
Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud dengan pemeriksaan
mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin. Ini penting untuk mengetahui
adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit
3.
Pemeriksaan Kimia Urin
Di samping cara konvensional,
pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan
hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita. Reagens
pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia. Reagens
pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton,
bilirubin, darah, urobilinogen dan nitrit.
a. Pemeriksaan glukosa
Dalam urin dapat dilakukan dengan
memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara
reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil
positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti :
galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan
seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif
dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa
urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.
b. Pemeriksaan Protein
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O
dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk
memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai
sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak.
Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat
bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan
lainnya.
c.
Kolesterol
Pemeriksaan
kolesterol dapat dilakukan dengan 2 cara yakni melalui pemeriksaan darah di
laboratorium oleh tenaga medis atau pemeriksaan sendiri dengan alat pemeriksa
kolesterol yang mudah didapatkan di apotek atau toko perlengkapan alat
kesehatan.
d.
Benda- benda keton (aseton)
Dalam
urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena
aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda
keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari
5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan
asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin
mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet
8-hidroksi-quinoline yang berlebihan.
Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada keadaan
puasa yang lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes
mellitus, kelainan metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam
jumlah yang tinggi.
2.4
Kegunaan Tes Urin
Tes urine biasanya digunakan
perusahaan bagi para karyawan baru untuk menjalani prosedur penerimaan karyawan
baru. Pada umumnya, tes urine meliputi
deteksi keberadaan zat-zat yang seharusnya tidak terdapat dalam urine. Misalnya, protein, zat gula, bakteri, kristal-kristal tertentu dalam jumlah yang besar. Tes
urine juga digunakan untuk mendeteksi kehamilan serta zat-zat narkoba.
Penyakit yang dapat dideteksi
melalui tes urine cukup banyak, antara lain penyakit ginjal, diabetes (kencing manis), gangguan
hati (lever), eklampsia (pada wanita hamil), dan beberapa lagi lainnya. Pada
penyakit-penyakit tersebut, tes urine tetap harus didampingi dengan pemeriksaan
fisik. Sebab, tes urine hanyalah pelengkap atau penguat dugaan adanya penyakit
dalam tubuh. Setelah menjalani tes, maka sebagai pemilik tubuh, Anda berhak
menanyakan tujuan tes urine tersebut serta hasil yang didapat kepada petugas
yang memeriksa atau perusahaan tempat Anda bekerja.
2.5 Pengertian Analisa Kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu
proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu
larutan atau sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif disebut
juga analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam,
jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa
kualitatif yang dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik
sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan
dalam gelas kimia, bila ingin mengetahui tentang kandungan sampel cair itu maka
yang harus dilakukan adalah menganalisa kualitatif terhadap sampel cairan itu.
Analisis kualitatif berdasarkan
sifat kimia melibatkan beberapa reaksi dimana hukum kesetimbangan massa sangat
berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan. Contohnya Reaksi redoks,
reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan analisis
berdasarkan sifat fisikanya dapat diamati langsung secara organoleptis, seperti
bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang merupakan
informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
2.6 Macam-Macam Analisa Kualitatif
1.
Penelitian Fenomenologi
Penelitian fenomenologi bersifat induktif . Pendekatan yang dipakai adalah deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat fenomenologi adalah pemahaman tentang respon atas kehadiran atau kebaradaan manusia, bukan sekedar pemahaman atas bagian-bagian yang spesifik atau prilaku khusus. Tujuan penelitian fenomenologikal adalah menjelaskan pengalama-pengalaman apa yang dialami seseorang dalam kehidupan ini, termasuk interaksinya dengan orang lain.Contoh penelitian fenomenologi atau study mengenai daur hidup masyarakat tradisional dilihat dari perspektif kebiasaan hidup sehat.
Penelitian fenomenologi bersifat induktif . Pendekatan yang dipakai adalah deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat fenomenologi adalah pemahaman tentang respon atas kehadiran atau kebaradaan manusia, bukan sekedar pemahaman atas bagian-bagian yang spesifik atau prilaku khusus. Tujuan penelitian fenomenologikal adalah menjelaskan pengalama-pengalaman apa yang dialami seseorang dalam kehidupan ini, termasuk interaksinya dengan orang lain.Contoh penelitian fenomenologi atau study mengenai daur hidup masyarakat tradisional dilihat dari perspektif kebiasaan hidup sehat.
2. Penelitian Teori Grounded
Penelitian grounded adalah tehnik penelitian induktif. Tekhnik ini pertama kali digagas oleh Strauss dan sayles pada tahun 1967.Pendekatan penelitian ini bermaslahat dalam menemukan problem-problem yang muncul dalam situasi kebidanan dan aplikasi proses-proses pribadi untuk menanganinya.Metodologi teori ini menekankan observasi dan mengembangkan basis praktik hubungan ”intuitif” antara variabel.Proses penelitian ini melibatkan formulasi,pengujian,dan pengembangan ulang proposisi selama penyusunan teori
3. Penelitian Etnograf
Penelitian tipe ini berusaha memaparkan kisah kehidupan keseharian orang-orang yang dalam kerangka menjelaskan fenomena budaya itu, mereka menjadi bagian integral lainnya. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan deskriptif. Analisis data dilakukan untuk mengembangkan teori prilaku kultural.Dalam penelitian etnografi, peneliti secara aktuyal hidup atau menjadi bagian dari seting budaya dalam tatanan untuk mengumpulkan data secara sistematis dan holistik. Melalui penelitian ini perbedaan-perbedaan budaya dijelaskan, dibandingkan untuk menambah pemahaman atas dampak budaya pada perilaku atau kesehatan manusia.
4. Penelitian Historis
Penelitian historis adalah penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objktif, sistematis dan akurat. Melalui penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan , dievaluasi, dianalisis dan disintesiskan. Selanjutnya, berdasarkan bukti-bukti itu dirumuskan kesimpulan. Adakalanya penelitian historis digunakan untuk menguji hipotesis tertentu.Misalnya,hipotesis mengenai dugaan adanya kesamaan antara sejarah perkembangan pendidikan dari satu negara yang mengalami hegemoni oleh penjajah yang sama.
Penelitian historis biasanya memperoleh data melalui catatan catatan artifak, atau laporan-laporan verbal. Ada beberapa ciri dominan penelitian historis
• Adakalanya lebih bergantung pada data hasil observasi orang lain daripada hasil observasinya sendiri.
• Data penelitian diperoleh melalui observasi yang cermat, dimana data yang ada harus objektif, otentik, dan diperoleh dari sumber yang tepat pula.
• Data yang diperoleh bersifat sistematis menurut urutan peristiwa dan bersifat tuntas.
5. Penelitian Kasus
Penelitian kasus atau penelitian lapangan dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini serta interaksi linkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitin kasus merupkan penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasil penelitian itu memberi gambaran luas dan mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, tetapi variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya. Contoh, studi lapangan yang tuntas dan mendalam mengenai kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh tenaga pekerja sosial selama menjalankan tugas di tenda pengungsi.
6. Inquiry Filosofi
Inkuiri filisofis melibatkan penggunaan mekanisme analisis intelektual untuk memperjelas makna, membuat nilai-nilai menjadi nyata, mengindentifikasi etika, dan studi tentang hakikat pengetahuan. Peneliti filosofis mempertimbangkan ide atau isu-isu dari semua persfektif dengan eksplorasi ekstensif atas literatur, menguji atau menelaah secara mendalam makna konseptual, merumuskan pertanyaan, mengajukan jawaban, dan menyarankan implikasi atas jawaban-jawaban itu. Peneliti dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan itu. Ada tiga ilkuiri filosofis, yaitu:
1. Foundational Inquiry
2. Philoshopical Analyses
3. Ethical Analyses
Studi fondasional melibatkan analisis tentang struktur ilmu dan proses berfikir tentang penilaian atas fenomena tertentu tang dianut bersama oleh ”anggota” disiplin ilmiah.
Tujuan analisis filosofis adalah menguji makna dan mengembangkan teori yang diperoleh melalui analisis konsep atau analisis linguistik. Inkuiri etikal melibatkan analisa intelektualatas masalah etik dikaitkan dengan adil, hak, tugas,benar dan salah, kesadaran dan tanggung jawab.
7. Teori kritik sosial
Teori kritik sosial adalah filosofi lain dari sebuah metodologi kualitatif yang unik. Dipandu oleh filsafat dari teori kritik sosial, peneliti menemukan pemahaman menganai cara seseoarang berkomunikasi dan bagaimana ia mengembangkan makna makna simbolis di masyarakat. Banyak pemahaman muncul dalam sebuah dunia yang fakta kemasyarakatan tertentu diterima apa adanya, tidak didiskusikan atau diposisikan secara dogmatik.Tatanan politik yang mapan itu dipersepsi sebagai tertutup bagi perubahan dan tidak patut dipertanyakan.Tatanan politik semacam ini biasanya muncul pada masyarakat dibawah pemerintahan yang otoriter.
2.7
Pengertian Analisa Kuantitatif
Analisa
dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan ilmiah (dalam ilmu
sosial) atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen penyusunnya sehingga
dapat dikaji secara langsung. Zat yang ditetapkan tersebut seringkali
dinyatakan sebagai konstituen/analit yang menyusun sebagian besar atau sebagian
kecil dari sample yang dianalisis. Kata analisa (analisis) berasal dari bahasa
Yunani kuno yang masuk kedalam bahasa Latin modern yaitu kata analusis yang
berarti melepaskan. Kata analusis sendiri terdiri atas dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali dan luein yang
berarti melepas sehingga analuein berarti melepas kembali atau
mengurai. Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari kadar
kandungan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel.
Analisa kuantitatif bertujuan menentukan kadar ion atau molekul suatu.
Data
yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga dapat
digunakan untuk menetapkan komponen atau penyusun bahan.
Prinsipnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada
penambahan tiap titrasi, tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperkirakan
indikator/diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi.
2.8 Macam-macam
Analisa Kuantitatif
1.
Analisa Titrimetri
Analisis
titrimetri dianggap lebih baik dalam menunjukkan proses titrasi dibandingkan
dengan analisis volumetri (Pudjaatmaka dan Setiono, 1994). Analisa titrimetri adalah
pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi
yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan
(Rivai, 2006)
2.
Analisa
Gravimetri
Analisa
gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan sederhana
dibandingkan dengan pemeriksaan zat lainnya. Analisa gravimetri adalah analisa
yang menyangkut pengukuran berat. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna
hingga kualitas analit yang tak terendapkan secara analitis tak dapat
terdeteksi.
3.
Analisa Instrumental
Analisa
kuantitatif instrumental didasarkan pada interaksi energy dengan materi(matter- energy interaction). Juga
didasarkan pada pengukuran besaran fisik untuk menetukan jumlah zat atau
komponen yang dicari atau non-stoikhiometri. Diatas disebutkan interaksi materi
energy. Energy ada bermacam-macam antara lain cahaya, listrik, panas, maka
instrumental ini juga bermacam-macam menurut macam energy yang digunakan dan
dalam penggunaan energy tertentu. Istilah instrumental merujuk pada suatu
instrumen yang khusus dalam tahap-tahap pengukuran suatu sampel.
BAB
III
PEMBAHASAN
ANALISA
KUALITATIF
3.1
Analisa Kualitatif terhadap Glukosa
a. Pengertian Glukosa
Glukosa,
suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan
prekursor untuk
sintesis
semua karbohidrat lain
di dalam tubuh
seperti glikogen, ribose
dan
deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam
laktosa susu, dalam glikolipid,
dan dalam glikoprotein dan proteoglikan.
b.
Uji
Glukosa
Glukosa mempunyai sifat mereduksi.
Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua
larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan
reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna
untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative
karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/keton bebas).
Reaksi
benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan
perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari
seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit
endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat
dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar
glukosa memberikan warna yang berlainan
ALAT DAN
BAHAN
Alat :
- 1 Tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Rak tabung
- Pipet tetes
- Corong
- Pipet volume
- Lampu spiritus/ bunsen
- Beker glass
Bahan :
- 5 cc larutan benedict
- Urine patologis
CARA KERJA
- Masukkan larutan benedict ke
dalam tabung reaksi sebanyak 5 c
- Campurkan urin patologis 5 – 8 tetes ke dalam tabung
yang telah berisi benedict
- Panaskan tabung di atas
spritus/Bunsen dan sambil dikocok perlahan sampai mendidih
- Dinginkan dan amati terjadi perubahan
warna atau tidak
Cara menilai hasil :
- Negatif
(-)
: Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan
- Positif
(+)
: Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)
- Positif
(++)
: Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
- Positif
(+++)
: Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
- Positif
(++++)
: Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)
3.2 Analisa
Kualitatif terhadap Protein
a.
Pengertian Protein
Protein merupakan zat yang sangat
penting dibutuhkan oleh manusia karena protein bukan hanya sekedar bahan
struktural, seperti lemak dan karbohidrat. Protein merupakan kelompok dari
makromolekul organik kompleks yang diantaranya terkandung hidrogen, okisgen, nitrogen,
karbon, fosfor dan sulfur serta terdiri dari satu atau beberapa rantai dari
asam amino.
b. Uji
Protein
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan
materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi
urin berubah sepanjang proses reabsorpsi.
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di
glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin.
Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl
urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein
dalam urine disebut proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah :
penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis,
nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan
kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary
tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah
kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.
Untuk mengetahui adanya protein di dalam urin dilakukan
pemeriksaan. Prinsip dari pemeriksaan ini terjadi endapan urine jika
direaksikan dengan asam sulfosalisila.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
- 1 Tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Rak tabung
- Pipet tetes
- Corong
- Pipet volume
- Lampu spiritus/ bunsen
- Beker glass
Bahan :
- Asam Asetat 6%
- Urin patologis
CARA KERJA
- Isi urine normal pada tabung 1
dan urin patologis pada tabung 2 hingga dua per tiga tabung
- Kedua tabung di miringkan,
panaskan bagian atas urin sampai mendidih
- Perhatikan apakah terjadi
kekeruhan dibagian atas urin tersebut dengan cara membandingkan dengan
urin bagian bawah.
- Jika urine dalam tabung tidak
terjadi kekeruahn maka hasilnya negatif
- jika urin dalam dalam
tabung terjadi kekeruhan maka tambahkan asam asetat 6% sebanyak 3-5
tetes.
- Panaskan lagi sampai mendidih,
Jika urine kembali bening/kekeruahn menghilang maka hasilnya negatif. Jika
kekeruahn urin tetap ada maka hasilnya positif.
- Beri penilaian terhadap hasil
pemeriksaan tersebut
Cara menilai hasil :
- Negatif
:
tidak ada kekeruhan
- Positif +
: kekeruhan
ringan tanpa butiran (0,01-0,05% protein)
- Positif ++
: kekeruhan mudah dilihat
dan dengan butiran (0,05-0,2% protein)
- Positif +++ : Urin
jelas keruh dan kekeruhan dengan kepingan (0,2-0,5 % protein)
- Positif ++++ : Urin sangat
keruh dan kekeruhan dengan gumpalan ( > dari 0,5 % )
3.3 Analisa Kualitatif terhadap
Kolesterol
a. Pengertian Kolesterol
Kolestrol
adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang sebenarnya
dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon.
Namun apabila kadar kolestrol dalam darah berlebihan, maka bias mengakibatkan penyakit,
termasuk penyakit jantung koroner dan stroke. Kolestrol yang normal harus di
bawah 200 mg/dl.Apabila di atas 240 mg/dl, maka Anda berisiko tinggi terkena penyakit
seperti serangan jantung atau stroke.
b. Uji Kolesterol
Sebelum melakukan
pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya dianjurkan untuk puasa sepanjang malam,
kurang lebih 9-12 jam. Tujuannya, agar tidak terjadi kesalahan pengukuran
akibat adanya pengaruh dari lemak yang baru dikonsumsi. Selain itu, 24 jam
sebelum melalukan pemeriksaan kolesterol sebaiknya pasien juga tidak melakukan
aktivitas berat karena kelelahan yang amat sangat dapat berpengaruh pada hasil
pemeriksaan. Pada saat pemeriksaan, darah akan diambil untuk kemudian diukur
kadar kolesterolnya.
Hasil
pemeriksaan akan menyajikan informasi akurat mengenai kadar kolesterol dalam
tubuh seseorang. Hasil pemeriksaan tersebut akan dibandingkan dengan tabel
klasifikasi kadar kolesterol standar dalam dunia kedokteran sehingga kadar
kolesterol seseorang dapat dianalisis berdasarkan tabel tersebut. Hasil
pemeriksaan tersebut akan menjadi salah satu dasar diagnosis bagi dokter selain
wawancara yang dilakukan terhadap pasien mengenai riwayat kolesterol tinggi
pada keluarga atau mengenai penyakit-penyakit lain yang pernah diderita pasien.
Untuk
mengetahui hasil pemeriksaan, kolesterol diukur dalam satuan miligram per
desiliter darah yang biasa disingkat mg/dL atau milimol per liter darah yang
disingkat mmol/L. Di dalam hasil pemeriksaan yang diberikan laboratorium atau
rumah sakit, biasanya akan disajikan
informasi mengenai 4 komponen lemak utama dalam darah yakni total kolesterol,
HDL kolesterol, LDL kolesterol, dan trigliserida.
3.4
Analisa Kualitatif terhadap Aseton
a. Pengertian Aseton
Aseton merupakan suatu keton yang
dapat dibuat dari bahan dasar isopropyl alcohol dengan cara oksidasi. Aseton adalah
zat tidak berwarna dengan berat jenis 0,812 gram/mol dan mempunyai bau yang sengit yang
menjadi tandanya.Aseton dapat bercampur dalam air dan dalam semua perbandingan adalah
suatu zat pelarut yang baik bagi banyak zat-zat organik, aseton dipakai dalam pembuatan
senyawa penting antaranya Kloroform dan Iodoform. Air kencing biasanya mengandung sedikit aseton,
tetapi lebih banyak dalam keadaan sakit tertentu seperti diabetes melitus. Aseton
atau propanon mempunyai rumus (CH3)2CO.
b. Uji Aseton
Dalam urin terdiri atas aseton, asam aseto
asetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin
yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton dengan reagens pita ini dapat
mendeteksi asam aseto asetat lebih dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka
untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksibutirat. Hasil positif
palsu mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa
dan pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan. Dalam keadaan normal
pemeriksaan benda keton dalam urin negatif.Pada keadaan puasa yang lama,
kelainan metabolism karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan
metabolise lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi.
Hal ini terjadi sebelum kadar benda keton dalam serum meningkat.
BAB IV
PEMBAHASAN
ANALISA KUANTITATIF
ANALISA KUANTITATIF
4.1 Analisa
Kuantitatif terhadap Glukosa
a. Pengertian Glukosa
Glukosa,
suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa
merupakan prekursor untuk
sintesis
semua karbohidrat lain
di dalam tubuh
seperti glikogen, ribose
dan
deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam
laktosa susu, dalam glikolipid,
dan dalam glikoprotein dan proteoglikan.
b. Uji
Glukosa
ALAT
DAN BAHAN
Alat :
• Tabung reaksi
• Lampu spiritus
• Penjepit kayu
• Gelas ukur
• Pipet tetes
Bahan :
• CuSO4.5H2O
• Asam sitrat
• Na2CO3 anhidrat
• Aquadest
• Glucotest strip
• Urine sewaktu
Alat :
• Tabung reaksi
• Lampu spiritus
• Penjepit kayu
• Gelas ukur
• Pipet tetes
Bahan :
• CuSO4.5H2O
• Asam sitrat
• Na2CO3 anhidrat
• Aquadest
• Glucotest strip
• Urine sewaktu
CARA
KERJA :
a. BENEDICT
• Pembuatan reagen
Larutkan 17,3 g CuSO4.5H2O dalam 100 ml aquadest, dengan pemanasan
larutkan 173 g natrium sitrat dan 100 g Na2CO3anhidrat dalam 600 ml aquadest, panaskan kemudian saring perlahan-lahan dengan adukan yang konstan tambahkan larutan sitrat karbonat. Bersihkan seluruh CuSO4 dengan aquadest dan tambahkan aquadest hingga mencapai volume 1000 ml
• masukkan 2,5 ml reagen benedict kedalam tabung reaksi
• tambaahkan 0,25 ml (4 tetes) urine dan campurkan
• letakkan dalam penangas air mendidih selama 2-3 menit
• angkat dan langsung baca
a. BENEDICT
• Pembuatan reagen
Larutkan 17,3 g CuSO4.5H2O dalam 100 ml aquadest, dengan pemanasan
larutkan 173 g natrium sitrat dan 100 g Na2CO3anhidrat dalam 600 ml aquadest, panaskan kemudian saring perlahan-lahan dengan adukan yang konstan tambahkan larutan sitrat karbonat. Bersihkan seluruh CuSO4 dengan aquadest dan tambahkan aquadest hingga mencapai volume 1000 ml
• masukkan 2,5 ml reagen benedict kedalam tabung reaksi
• tambaahkan 0,25 ml (4 tetes) urine dan campurkan
• letakkan dalam penangas air mendidih selama 2-3 menit
• angkat dan langsung baca
No.
Warna yang terjadi simbol Jumlah glukosa
yang terkandung dalam urin
1 Biru tidak ada endapan (-) 0,0 – 0,1 g/dl
2 Hijau dengan endapan kuning (+) 0,5 – 1,0 g/dl
3 Kuning (++) 1,0 – 1,5 g/dl
4 Orange (+++) 1,5 – 2,5 g/dl
5 MeGlucotest strip
yang terkandung dalam urin
1 Biru tidak ada endapan (-) 0,0 – 0,1 g/dl
2 Hijau dengan endapan kuning (+) 0,5 – 1,0 g/dl
3 Kuning (++) 1,0 – 1,5 g/dl
4 Orange (+++) 1,5 – 2,5 g/dl
5 MeGlucotest strip
b.
Glukocotest strip
• celupkan strip ke dalam urin selama 30 detik
• baca hasil tersebut dengan membandingkan warna yang didapat dengan warna standard
• celupkan strip ke dalam urin selama 30 detik
• baca hasil tersebut dengan membandingkan warna yang didapat dengan warna standard
4.2
Analisa Kuantitatif terhadap Protein
a. Pengertian Protein
Protein merupakan zat yang sangat penting dibutuhkan oleh manusia
karena protein bukan hanya sekedar bahan struktural, seperti lemak dan
karbohidrat. Protein merupakan kelompok dari makromolekul organik kompleks yang
diantaranya terkandung hidrogen, okisgen, nitrogen, karbon, fosfor dan sulfur
serta terdiri dari satu atau beberapa rantai dari asam amino.
b. Uji Protein
ALAT
DAN BAHAN
Alat :
• Tabung reaksi
• Centrifuge dan tabungnya
• Penjepit
• Lampu spiritus
• Pipet tetes
Bahan :
• Asam asetat 10%
• Natrium asetat
• Asam asetat glasial
• Aquadest
• Urine sewaktu
CARA KERJA
1. PEMANASAN DENGAN ASAM ASETAT
• Pembuatan reagen asam asetat 10%
• Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya
• Didihkan selama 1-2 menit
• Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin
• Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih, amati.
NO Pengamatan hasil Simbol
1 Tidak ada kekeruhan (-)
2 Kekeruhan sedikit sekali (±)
3 Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %
4 Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %
5 Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %
6 Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %
Alat :
• Tabung reaksi
• Centrifuge dan tabungnya
• Penjepit
• Lampu spiritus
• Pipet tetes
Bahan :
• Asam asetat 10%
• Natrium asetat
• Asam asetat glasial
• Aquadest
• Urine sewaktu
CARA KERJA
1. PEMANASAN DENGAN ASAM ASETAT
• Pembuatan reagen asam asetat 10%
• Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya
• Didihkan selama 1-2 menit
• Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin
• Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih, amati.
NO Pengamatan hasil Simbol
1 Tidak ada kekeruhan (-)
2 Kekeruhan sedikit sekali (±)
3 Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %
4 Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %
5 Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %
6 Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %
2.
PEMERIKSAAN SECARA BANG
• Pembuatan reagen
Natrium asetat 11,8 g dan asam asetat glacial dilarutkan dalam aquadest sampai volumenya 100 ml
• 5 ml urine ditambah 0,5 ml reagen bang, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit, amati.
• Bila timbul kekeruhan berarti terdapat endapan protein.
• Pembuatan reagen
Natrium asetat 11,8 g dan asam asetat glacial dilarutkan dalam aquadest sampai volumenya 100 ml
• 5 ml urine ditambah 0,5 ml reagen bang, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit, amati.
• Bila timbul kekeruhan berarti terdapat endapan protein.
4.3 Analisa Kuantitatif terhadap
Kolesterol
a.
Pengertian Kolesterol
Kolestrol
adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang sebenarnya
dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa
hormon. Namun apabila kadar kolestrol dalam darah berlebihan, maka bias
mengakibatkan penyakit, termasuk penyakit jantung koroner dan stroke. Kolestrol
yang normal harus di bawah 200 mg/dl.Apabila di atas 240 mg/dl, maka Anda
berisiko tinggi terkena penyakit seperti serangan jantung atau stroke.
b.
Uji Kole sterol
·
HDL Klolesterol (High Density Lipoprotein)
Tujuan : Penentuan secara
kuantitatif HDL kolesterol dalam serum dan plasma.
Nilai
normal : Laki-laki 35 – 55 mg/dl,
perempuan 45 – 55 mg/dl.
HDL
bersifat menangkap kolesterol yang sedang dalam keadaan bebas di pembuluh darah
untuk kemudiannya terbawa ke dalam hati untuk diproses lebih lanjut.Oleh
karenanya HDL disebut sebagai kolesterol yang baik.
·
LDL Kolesterol
(Low Density Lipoprotein)
Tujuan : Penentuan secara
kuantitatif LDL kolesterol dalam serum
dan plasma.
Nilai
normal : <130 mg/dl
Jika
pembuluh darah tersumbat oleh timbunan lemak tersebut, maka dampak lebih
jauhnya diantaranya adalah stroke, serangan jantung, dan lainnya yang mengarah
fatal kepada tubuh manusia.Oleh karena itu LDL dikenal sebagai sebutan
kolesterol jahat.
4.4 Analisa Kuantitatif terhadap
Aseton
a. Pengertian Aseton
Aseton
merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasar isopropyl alcohol dengan
cara oksidasi. Aseton adalah zat tidak berwarna dengan berat jenis 0,812 gram/mol dan mempunyai bau yang sengit yang
menjadi tandanya.Aseton dapat bercampur dalam air dan dalam semua perbandingan adalah
suatu zat pelarut yang baik bagi banyak zat-zat organik, aseton dipakai dalam pembuatan
senyawa penting antaranya Kloroform dan Iodoform. Air kencing biasanya mengandung sedikit aseton,
tetapi lebih banyak dalam keadaan sakit tertentu seperti diabetes
melitus.Aseton atau propanon mempunyai rumus (CH3)2CO.
b. Uji Aseton
Pemeriksaan
untuk menemukan keberadaan zat keton dalam urine meliputi aseton, asam
asetoasetat, asam beta hidroksi butirat. Bahan yang digunakan adalah urine
segar karena benda keton ini mudah menguap. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
mencampurkan urine dengan reagen (Rothera, Gedhadt) dan diamati adanya
perubahan warna.
Dinyatakan
positif (+) apabila terjadi warna ungu kemerahan pada batas kedua cairan. Makin
cepat terjadi warna ungu dan makin tua warnanya menggambarkan makin tinggi
konsentrasi keton dalam urine. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang
mengalami gangguan metabolisme berat terutama pada penderita DM.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Urine merupakan
hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah
yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit.
Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli
ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit.
Secara umum
dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal
dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan diberbagai
organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan
lain-lain. Salah satu
komponen urine adalah indikan yang merupakan bagian terpenting dari sulfat
eterial urine. Indikan berasal dari pembusukan priptofan dalam usus. Triptofan
oleh bakteri usus diubah menjadi indol yang kemudian mengalami penyerapan
kembali kedalam darah dan dibawa ke hati. Di dalam hati indol mengalami
oksidasi dan konjugasi menjadi indoksil sulfat ( indikan ). Jumlah indikan
urine menggambarkan proses pembusukan dalam usus.
Dalam uji coba
ada beberapa cara misalnya uji benedict untuk menguji adanya glukosa urin dan
uji heller untuk mengetahui adanya protein ataupun garam urea urine.
5.2. Saran
Setiap hari orang harus mengeluarkan berbagai zat yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh. Tapi terkadang urin yang dikeluarkan menimbulkan bau yang tidak
sedap, kebanyakan bau dari urin hanya bersifat sementara. Tapi jika hal
tersebut terus berlanjut selama beberapa hari sebaiknya melakukan pemeriksaan
kedokter.
DAFTAR PUSTAKA
Baron, D.N, 1990, Penerbit EGC,
Jakarta.
Depkes,
1991, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, http://id.wikipedia.org/wiki/Urin, Jakarta, Depkes.
Guyton A.C, 1983, Buku Teks Fisiologi Kedokteran,
edisi V, bagian 2, terjemahan Adji Dharma et al.,E.G.C., Jakarta.
Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasar-Dasar Biokimia, http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine, Bandung, UI Press.
Toha,
2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/kegunaan.tes.urine/005/005/226, Bandung, Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar